Ketegangan India-Pakistan Memuncak: Saling Tutup Wilayah Udara dan Ancaman Konflik Nuklir

Ketegangan India-Pakistan Memuncak

JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Situasi antara India dan Pakistan kembali memanas pasca serangan bersenjata yang terjadi pada Selasa, 22 April 2025, di kawasan wisata Kashmir yang dikuasai India. Insiden tragis itu menewaskan sedikitnya 26 warga sipil dan memicu reaksi keras dari kedua negara.

Perselisihan lama terkait wilayah Kashmir yang telah berlangsung selama lebih dari lima dekade kini menunjukkan tanda-tanda menuju eskalasi militer. Terbaru, India memutuskan untuk melarang seluruh penerbangan dari Pakistan melintas di wilayah udaranya. Kebijakan ini merupakan bentuk balasan terhadap keputusan Islamabad yang sebelumnya sudah menutup wilayah udaranya bagi maskapai India selama enam hari berturut-turut.

Langkah saling blokir penerbangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan yang mengarah pada potensi konflik terbuka, bahkan dengan latar belakang kekuatan nuklir yang dimiliki kedua negara. Pemerintah India menuding Pakistan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan di Kashmir, meskipun tuduhan itu langsung dibantah oleh pihak Islamabad.

Hingga kini, baik India maupun Pakistan tetap bersikeras dengan posisi masing-masing. Mereka juga terus memberlakukan larangan penerbangan yang saling mengunci hingga pukul 23.59 UTC tanggal 23 Mei 2025, atau pukul 05.29 waktu India pada 24 Mei.

BACA JUGA : Israel Dilanda Kebakaran Hebat, Puluhan Titik Api Picu Evakuasi Massal
BACA JUGA : Spanyol dan Portugal Gelap Gulita! Listrik Padam Massal Lumpuhkan Transportasi, ATM, dan Jaringan Internet

Dalam pemberitahuan resmi yang dikutip dari NDTV, India mengeluarkan NOTAM (Notice to Air Missions) yang menyatakan:

“Wilayah udara India tidak tersedia bagi seluruh pesawat yang terdaftar atau dioperasikan oleh maskapai Pakistan, termasuk penerbangan militer,” demikian isi pengumuman pada Kamis, 1 Mei 2025.

Sementara itu, kelompok bersenjata The Resistance Front (TRF) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, otoritas India menuduh bahwa kelompok itu memiliki keterkaitan dengan Pakistan, dan menyebut bahwa serangan bermotif sektarian. India juga menyoroti bahwa serangan terjadi tak lama setelah pidato kontroversial oleh Kepala Militer Pakistan, Jenderal Asim Munir.

Dampak Penutupan Jalur Udara

Larangan melintas ini berdampak signifikan pada sektor penerbangan, terutama maskapai Pakistan. Jalur penerbangan mereka ke Asia Tenggara dan Oseania kini harus menghindari wilayah udara India, yang menyebabkan waktu tempuh lebih lama dan biaya operasional melonjak—sebuah pukulan berat bagi industri penerbangan Pakistan yang sedang mengalami krisis keuangan.

Di sisi lain, India tidak hanya melakukan aksi balasan di udara. Secara diplomatik, New Delhi telah mengambil sejumlah langkah tegas, termasuk menangguhkan Perjanjian Perairan Indus, menyatakan beberapa diplomat Pakistan sebagai persona non grata, menutup seluruh pos lintas batas, serta membatalkan seluruh visa warga Pakistan.

Tindakan serupa juga dilakukan oleh Islamabad, yang menghentikan seluruh kegiatan perdagangan dengan India dan menyatakan kemungkinan akan mencabut perjanjian bilateral yang telah lama berlaku, termasuk Perjanjian Simla.

Saat ketegangan terus meningkat, Pakistan mewaspadai adanya potensi aksi militer langsung dari India. Sebelumnya, pihak India telah menyampaikan tekad untuk memburu dan menghukum siapa pun yang bertanggung jawab atas insiden di Kashmir, bahkan hingga ke “ujung dunia”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *