JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Jakarta, 9 Mei 2025 Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan bahwa insiden tawuran yang terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, melibatkan tiga kelompok remaja, bukan dua seperti yang sebelumnya diduga. Pemerintah Provinsi DKI kini tengah mendalami penyebab utama dari konflik antar-kelompok tersebut.
Rangkaian Kejadian Tawuran
Tawuran pertama terjadi pada Minggu, 4 Mei 2025 pukul 19.30 WIB di sekitar Jalan Tambak, tepatnya di bawah underpass Manggarai, wilayah Tebet, Jakarta Selatan. Hanya berselang dua hari, aksi serupa kembali pecah di lokasi yang sama pada Selasa, 6 Mei 2025 menjelang malam.
Instruksi Gubernur untuk Tindakan Tegas
Dalam pernyataannya di Perpustakaan Jakarta PD. HB. Jasin, Menteng, Pramono menekankan bahwa ia telah meminta Kepala Satpol PP, Satriadi Gunawan, untuk segera berkoordinasi dengan kepolisian guna menindak tegas para pelaku tawuran.
“Kita tidak boleh ragu-ragu. Siapapun yang terbukti terlibat harus ditindak secara tegas, tentunya bekerja sama dengan aparat penegak hukum,” ujar Pramono.
BACA JUGA : Normalisasi Kali Ciliwung Dimulai, Puluhan Ribu Meter Lahan di Cawang dan Cililitan Siap Dibebaskan – Rusun Disiapkan untuk Warga Terdampak
BACA JUGA : Polisi Ungkap Kronologi Bentrok di Kemang, 10 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka
Pencegahan dan Pendekatan Humanis
Selain tindakan hukum, Pramono juga menekankan pentingnya upaya pencegahan melalui pendekatan yang edukatif dan manusiawi, terutama kepada kalangan remaja. Ia meminta agar Satpol PP melakukan sosialisasi intensif mengenai bahaya tawuran dan dampaknya bagi masa depan anak-anak muda.
“Yang paling penting pendekatannya harus manusiawi. Mereka ini remaja, dan bisa jadi tidak sepenuhnya sadar atas apa yang mereka lakukan,” katanya.
Dua Strategi Atasi Kenakalan Remaja
Gubernur Pramono menegaskan bahwa Pemprov DKI memiliki dua pendekatan utama untuk menangani kenakalan remaja di Jakarta: pencegahan dan penanganan.
-
Pencegahan dilakukan melalui koordinasi lintas instansi, edukasi, serta patroli pengawasan di wilayah rawan konflik.
-
Penanganan mencakup intervensi langsung terhadap remaja yang terlibat tawuran, baik melalui proses hukum maupun pembinaan.
Motivasi Tawuran: Faktor X dan Media Sosial
Menurut Pramono, sebagian besar remaja yang terlibat tawuran tidak melakukannya secara sadar atau bermotif konflik murni. Banyak dari mereka terpengaruh oleh “faktor X” seperti tekanan lingkungan, kurangnya aktivitas positif, atau bahkan hanya ingin membuat konten media sosial.
“Banyak dari mereka hanya ingin viral. Ini perlu disikapi serius, karena motivasinya sudah menyimpang,” ujarnya.
Penutup
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk menanggulangi kenakalan remaja, khususnya dalam bentuk kekerasan seperti tawuran. Sinergi antara edukasi, patroli pencegahan, dan penegakan hukum akan terus diperkuat untuk menjaga keamanan dan masa depan generasi muda ibu kota.