JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Kabar duka datang dari jurnalis senior dan tokoh publik Indonesia, Najwa Shihab. Sang suami tercinta, Ibrahim Sjarief Assegaf, tutup usia pada Selasa, 20 Mei 2025 pukul 14:30 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), Jakarta. Kepergian pria yang selama ini dikenal sebagai sosok pendiam dan bijaksana itu menyisakan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga, tetapi juga masyarakat luas yang diam-diam mengikuti kisah cinta mereka.
Cinta yang Berakar Sejak Remaja
Jauh sebelum nama Najwa Shihab dikenal sebagai jurnalis tangguh dan pembawa acara ternama, kisah cintanya sudah dimulai dari bangku SMA di Jakarta. Di sanalah ia bertemu Ibrahim, teman sekolah yang kemudian menjadi belahan jiwanya. Hubungan mereka diawali dari persahabatan sederhana, yang perlahan tumbuh menjadi cinta tulus dan langgeng.
Meski jarang dibagikan ke publik, Najwa pernah mengungkap bahwa perjalanannya bersama Ibrahim selalu dilingkupi nilai kesederhanaan, ketulusan, dan saling mendukung. Keduanya tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menjunjung tinggi nilai pendidikan dan agama, menjadi fondasi kuat dalam membangun kehidupan rumah tangga.
Menikah Muda, Bertumbuh Bersama
Pasangan ini memutuskan untuk menikah di usia yang relatif muda—sekitar awal usia 20-an—tak lama setelah Najwa lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ibrahim, yang juga meniti karier sebagai pengacara, kemudian dikenal luas sebagai figur profesional di bidang hukum dengan prinsip yang teguh dan kepribadian yang tenang.
BACA JUGA : Ria Ricis Dapat Komentar Negatif Usai Kolaborasi dengan Aisar Khaled, Ini Klarifikasinya
BACA JUGA : 10 Tahun Menduda, King Nassar Curhat Kesepian dan Doakan Jodoh Setiap Malam
Pernikahan mereka kemudian dikaruniai seorang anak laki-laki, Izzat Assegaf, yang tumbuh menjadi sosok berprestasi dan dibanggakan keluarga.
Dibalik Kesuksesan Najwa, Ada Sosok Ibrahim
Meski karier Najwa terus meroket di dunia jurnalistik dan media, ia tidak pernah melupakan peran penting sang suami dalam mendukung langkahnya. Dalam beberapa kesempatan, Najwa kerap menyebut bahwa Ibrahim adalah penopang yang membuatnya tetap tegak berdiri di tengah tekanan pekerjaan dan eksposur publik.
“Saya bisa seperti sekarang juga karena punya pasangan yang mengerti dan mendukung dari belakang,” ujar Najwa dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.
Ibrahim bukan hanya pasangan hidup, tetapi juga sahabat sekaligus penyeimbang. Dalam diamnya, ia adalah kekuatan. Dalam ketenangannya, ia adalah pengarah. Dan dalam cintanya, ia adalah rumah.
Akhir Sebuah Perjalanan, Tapi Cinta Tetap Abadi
Kepergian Ibrahim menjadi pukulan berat bagi Najwa. Namun, di balik rasa kehilangan, tersimpan begitu banyak kenangan yang akan terus hidup. Perjalanan cinta mereka menjadi inspirasi banyak orang—tentang kesetiaan, pengertian, dan bertumbuh bersama.
Di tengah era yang serba cepat dan dangkal, kisah Najwa dan Ibrahim adalah pengingat bahwa cinta sejati masih ada. Cinta yang tidak memerlukan sorotan kamera, tapi tetap bertahan dalam badai kehidupan. Cinta yang berjalan seiring waktu, dari remaja hingga ajal memisahkan.
Penutup
Kisah Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief Assegaf bukan sekadar kisah asmara, melainkan cerita tentang kemitraan hidup yang saling menguatkan. Dari bangku sekolah hingga mengantar satu sama lain dalam kehidupan, mereka menunjukkan bahwa cinta yang tulus tak pernah lekang oleh waktu.
Semoga almarhum Ibrahim Sjarief Assegaf mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan. Selamat jalan, sosok pendiam yang begitu berarti bagi perempuan kuat bernama Najwa Shihab.
