JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, memberikan penjelasan terkait 844 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tercatat masuk dalam pengelolaan Danantara.
Rosan menyebut, jumlah tersebut tidak hanya mencakup perusahaan induk, tetapi juga meliputi anak usaha, cucu, hingga cicit perusahaan BUMN.
“Jumlah itu termasuk anak, cucu, hingga cicit perusahaan. Bahkan ada perusahaan di bawah cicit. Total semuanya mencapai 844 entitas,” ujar Rosan seusai acara Town Hall Meeting Danantara di JCC Senayan, Jakarta, Senin, 28 April 2025.
Lebih lanjut, Rosan menegaskan bahwa daftar tersebut juga memasukkan perusahaan BUMN berbentuk Perusahaan Umum (Perum), seperti Perum Bulog, Perum Perhutani, Perum Damri, Perum Pegadaian, hingga Perum Jasa Tirta.
“Ya, yang berbentuk Perum juga termasuk. Kami tengah menyusun rencana strategis agar seluruh aset ini dapat berkontribusi maksimal terhadap perekonomian nasional,” ungkap Rosan.
BACA JUGA : Rektor Universitas Pancasila Dicopot, Diduga Imbas Membela Korban Kasus Pelecehan Eks-Rektor
BACA JUGA : Eks Direktur Pemberitaan Jak TV Tian Bahtiar Jadi Tahanan Kota, Wajib Lapor Setiap Minggu
Rosan menambahkan, per 21 Maret 2025 lalu, seluruh perusahaan ini telah resmi bergabung dalam Danantara, dan saat ini pihaknya sedang melakukan konsolidasi, terutama pada BUMN dengan pengaruh besar terhadap perekonomian.
“Konsolidasi sudah mulai berjalan, terutama terhadap perusahaan-perusahaan besar yang berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional,” paparnya.
Sebelumnya, Rosan juga mengungkapkan bahwa aset kawasan Gelora Bung Karno (GBK) akan dialihkan ke dalam pengelolaan BPI Danantara.
Menurut Rosan, total nilai aset GBK yang akan dialihkan tersebut, berdasarkan estimasi delapan tahun lalu, mencapai sekitar US$25 miliar atau setara dengan Rp420 triliun.
“Aset lain yang akan masuk ke Danantara adalah kawasan GBK dan aset-aset lain yang sebelumnya dikelola oleh Kementerian Sekretariat Negara. Nilai estimasi delapan tahun lalu mencapai US$25 miliar,” jelas Rosan dalam acara Town Hall.
Rosan memastikan bahwa pengelolaan aset-aset ini akan dilakukan secara profesional dengan perencanaan matang, demi memaksimalkan produktivitas aset dan menghasilkan imbal hasil yang optimal.
“Kami akan mengelola aset ini sesuai dengan standar benchmarking internasional agar memberikan return terbaik. Semua aset yang sebelumnya di bawah Setneg akan dikelola Danantara,” pungkasnya.