JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Sedikitnya delapan unit rumah di Kampung Tembong, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, dilaporkan mengalami kerusakan akibat pergeseran tanah yang diduga dipicu oleh curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, dalam keterangan resminya pada Senin (26/5). Menurut laporan sementara dari tim di lapangan, lima rumah mengalami kerusakan ringan, sementara tiga lainnya rusak berat.
“Berdasarkan hasil pemantauan dan laporan dari warga, total ada delapan rumah yang terdampak. Tiga di antaranya mengalami kerusakan cukup parah,” ujar Dodi.
Hujan Deras Diduga Jadi Pemicu
Pergeseran tanah yang terjadi di kawasan permukiman tersebut diduga kuat disebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Bekasi dalam sepekan terakhir. Dodi menyebut, kondisi kontur tanah yang labil serta buruknya sistem drainase menjadi faktor yang memperparah kejadian ini.
“Curah hujan yang meningkat memicu gerakan tanah yang kemudian berdampak pada struktur bangunan rumah warga,” jelasnya.
BACA JUGA : Atasi Tawuran Manggarai, Gubernur Pramono Siapkan 4.000 Lapangan Kerja dan Lapangan Futsal
BACA JUGA : Manggarai Bershalawat: Langkah Humanis Gubernur Pramono Cegah Tawuran Warga
Tindakan Cepat: Kirim Bambu dan Bronjong
Sebagai langkah penanganan awal, BPBD Kabupaten Bekasi telah mengirimkan sejumlah material pendukung seperti bambu dan bronjong ke lokasi terdampak. Material ini digunakan untuk mengurangi risiko longsor susulan dan menstabilkan tanah di sekitar area retakan.
“Untuk mencegah dampak lanjutan, kami kirimkan bantuan sementara berupa bambu dan bronjong. Ini upaya awal sambil menunggu hasil kajian lebih lanjut dari tim geologi,” tambah Dodi.
Koordinasi dengan Badan Geologi
Saat ini, BPBD juga tengah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan kajian teknis lebih mendalam. Pengecekan geologi menyeluruh diperlukan untuk memastikan penyebab pasti dan potensi pergerakan tanah lanjutan di wilayah tersebut.
Warga Diminta Tetap Waspada
Dodi juga mengimbau masyarakat sekitar lokasi kejadian agar tetap waspada, terutama jika curah hujan kembali meningkat. Warga yang berada di sekitar area rawan pergerakan tanah diingatkan untuk segera melapor jika menemukan tanda-tanda seperti retakan tanah, kemiringan bangunan, atau suara gemuruh dari bawah permukaan.
“Keselamatan warga adalah prioritas utama. Kami akan terus memantau kondisi dan siap bergerak cepat jika terjadi eskalasi,” tegasnya.
Upaya Pemulihan dan Mitigasi Berkelanjutan
Sementara itu, pemerintah daerah bersama BPBD akan mengkaji langkah pemulihan jangka menengah dan panjang, termasuk kemungkinan relokasi warga yang rumahnya berada di zona paling rawan. Pendataan kerusakan dan asesmen kebutuhan juga tengah dilakukan sebagai bagian dari rencana tindak lanjut.