Malaysia “Ngambek” Gara-gara Tiket MU vs ASEAN All Stars Sepi, Salahkan Absennya Pemain Timnas Indonesia

Malaysia Ngambek

JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Malaysia sedang dibuat kecewa. Tiket pertandingan Manchester United kontra ASEAN All Stars di Stadion Nasional Bukit Jalil belum terjual habis, dan salah satu alasan yang mereka soroti adalah minimnya keterlibatan pemain Timnas Indonesia.

Sejatinya, laga uji coba bergengsi ini diadakan di stadion terbesar Malaysia yang mampu menampung lebih dari 85.000 penonton. Dengan kehadiran klub sebesar Manchester United, diharapkan laga ini bisa menjadi pesta sepak bola Asia Tenggara, khususnya bagi fanatik sepak bola Indonesia yang terkenal loyal.

Namun, kenyataannya berkata lain. Ketidakhadiran pemain-pemain bintang Timnas Indonesia ternyata membawa dampak besar. Atmosfer yang diharapkan membara justru terasa biasa saja. Antusiasme pendukung, terutama dari Indonesia, tidak seperti yang diprediksi.

Malaysia sempat berusaha membujuk beberapa pilar Garuda untuk bergabung dalam skuad ASEAN All Stars. Namun, permintaan tersebut ditolak, karena prioritas utama Timnas Indonesia saat ini adalah mempersiapkan diri menghadapi Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan China dan Jepang.

BACA JUGA : Raphinha Belum Puas Tawaran Barcelona, Trio Premier League Siap Manfaatkan Peluang
BACA JUGA : Irjen Agus Suryonugroho Jadi CEO Bhayangkara Presisi FC

Kekecewaan Malaysia semakin terlihat. Mereka tampak enggan mengakui betapa besar pengaruh Indonesia di kancah sepak bola Asia Tenggara, padahal sejarah mencatat Timnas Indonesia pernah mengalahkan ASEAN All Stars.

Perbandingan Komposisi Pemain ASEAN All Stars

Skuad ASEAN All Stars mayoritas diisi pemain dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam, masing-masing menyumbang tiga pemain. Sedangkan Indonesia hanya mengirim dua nama muda: Ferrari dan Asnawi Mangkualam.

Hal ini menimbulkan kontroversi. Indonesia tidak mengirimkan pemain-pemain utamanya, berbeda dari negara lain. Walaupun begitu, PSSI menilai sudah cukup berkontribusi, mengingat fokus utama tetap pada laga penting di kualifikasi Piala Dunia.

Bahkan, usaha Malaysia untuk memanggil Jay Idzes – bek andalan Timnas Indonesia – pun gagal. Idzes memilih setia memperkuat Timnas dalam perjuangan besar menuju Piala Dunia, dibanding tampil di laga persahabatan melawan Manchester United.

Tiket Sepi, Target Tidak Tercapai

Harga tiket pertandingan ini dijual mulai dari Rp190.000 hingga Rp5,7 juta. Meskipun terbilang terjangkau bagi banyak fans Manchester United di Asia Tenggara, penjualan tiket tak memenuhi ekspektasi.

Saat ini, dari kapasitas stadion 85.500, baru sekitar 55.000 tiket yang terjual. Capaian itu terbilang jauh dari target semula. Kehilangan magnet utama, yaitu pemain bintang Indonesia, membuat euforia yang diharapkan tidak sepenuhnya tercipta.

Meski Manchester United berhasil melaju ke semifinal Liga Europa setelah kemenangan dramatis atas Lyon, dampaknya terhadap lonjakan penjualan tiket tetap tidak sebesar yang diharapkan.

Julian Kam, CEO Pro Events Group, mengatakan pihaknya tetap optimistis. Ia berharap dengan performa bagus MU belakangan ini, animo penonton akan terus meningkat menjelang hari pertandingan.

Ketegangan di Balik Pernyataan Kontroversial

Bukan hanya soal tiket, tensi semakin panas setelah pelatih Timnas Malaysia, Peter Klamowski, dalam komentarnya lebih memuji Vietnam sebagai tim terbaik Asia Tenggara, tanpa sekalipun menyebut Indonesia.

Pernyataan ini memancing tanda tanya besar. Faktanya, berdasarkan ranking FIFA, Thailand justru lebih tinggi dari Vietnam, sedangkan Indonesia kini satu-satunya wakil ASEAN yang menembus babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, prestasi luar biasa yang tak bisa diabaikan.

Timnas Indonesia di bawah asuhan Patrick Kluivert saat ini terus mencetak sejarah baru, sementara Vietnam dan Thailand masih berjuang di fase yang lebih awal.

Kilas Balik ASEAN All Stars

Konsep ASEAN All Stars bukanlah hal baru. Pada tahun 2014, ASEAN All Stars pernah menghadapi Timnas Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno. Kala itu, laga bertema kemanusiaan itu bertujuan membantu korban bencana Topan Haiyan di Filipina dan erupsi Gunung Sinabung.

Pertandingan berlangsung sengit, dan dimenangkan Indonesia lewat gol bunuh diri Safiq Rahim. Momen ini memperlihatkan bahwa ASEAN All Stars lebih dari sekadar tim gabungan; ia adalah simbol solidaritas antarnegara di kawasan.

Kini, ASEAN All Stars kembali hadir, namun dalam nuansa berbeda — lebih komersial, dan sayangnya, tanpa kehadiran penuh dari Indonesia, atmosfernya terasa kurang bergema.

Kesimpulan

Ketidakhadiran pemain inti Timnas Indonesia bukan hanya berdampak pada susunan tim ASEAN All Stars, tetapi juga meruntuhkan ekspektasi penonton yang berharap menyaksikan aksi para bintang terbaik Asia Tenggara.

Malaysia, yang awalnya berharap banyak, kini harus menerima kenyataan bahwa gairah suporter tidak bisa dipaksakan. Dan, dalam dunia sepak bola, kadang rencana besar bisa tumbang hanya karena satu elemen krusial: kehadiran bintang sejati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *