Kenapa ‘Cincin Nelayan’ Paus Fransiskus Harus Dihancurkan Setelah Wafat? Ini Jawabannya

Cincin Nelayan

JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Cincin Nelayan atau yang juga dikenal sebagai Cincin kepausan, memiliki sejarah panjang dan merupakan komponen kunci kekuasaan Paus di Gereja Katolik.

Pada pelantikan sebagai paus, cincin tersebut diberikan kepada kepala Gereja Katolik Roma.

Nama paus saat ini biasanya dipajang di atas gambar Santo Petrus sang Rasul.

Tujuan Cincin Nelayan dan mengapa cincin tersebut dihancurkan setelah kematian paus

BACA JUGA: Berduka Atas Meninggalnya Paus Fransiskus, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan Perdamaian

Santo Petrus, salah satu murid Yesus Kristus yang dianggap sebagai paus pertama, sering digambarkan pada cincin tersebut.

Dilansir dari situs hindustantimes, cincin lama dibakar untuk melambangkan berakhirnya masa jabatan paus, dan cincin baru dibuat untuk pemimpin yang baru terpilih.

Di masa lalu, korespondensi pribadi paus dan catatan kepausan disegel dengan cincin tersebut.

Setelah terpilih, setiap paus baru diberi cincinnya sendiri untuk mewakili otoritas imamatnya. Namun, Cincin Nelayan tidak lagi digunakan sebagai meterai.

Ketika seorang paus meninggal dunia atau mengundurkan diri, sudah menjadi kebiasaan untuk menghancurkan cincinnya. Tata cara ini menandai berakhirnya kekuasaan paus.

Cincin tersebut secara fisik dipatahkan atau dipotong menjadi dua oleh anggota rumah tangga kepausan, biasanya kardinal camerlengo.

Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah penerus atau siapa pun menggunakan cincin tersebut dan merupakan bagian dari ritual seputar pergantian kekuasaan kepausan.

Kardinal Camerlengo, yang saat ini adalah Kardinal Kevin Farrell, akan melaksanakan proses penghancuran cincin Paus Fransiskus.

Mengapa Orang Mencium Cincin Nelayan?

Karena paus dianggap sebagai kepala spiritual Gereja Katolik Roma, tradisi mencium cincin kepausan telah lama menjadi tanda penghormatan dan kekaguman terhadapnya.

Mencium cincin juga menandakan bahwa orang mengakui paus sebagai kepala Gereja Katolik dan Uskup Roma. Tradisi ini juga menunjukkan pengabdian kepada Gereja dan ajaran-ajarannya.

Paus Fransiskus dan paus lainnya telah berupaya membuat kepausan tampak kurang hierarkis dan lebih mudah didekati, yang telah menyebabkan penurunan praktik tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *