JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus yang berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025.
Berdasarkan pantauan kanal YouTube Vatican News pada Minggu, 27 April 2025, Jokowi tampak berdiri sejajar dengan sejumlah pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Prancis Emmanuel Macron, hingga Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Tak hanya para kepala negara, ribuan umat Katolik dari berbagai penjuru dunia juga memadati prosesi tersebut. Ratusan kardinal, uskup, imam, hingga ribuan biarawan dan biarawati turut hadir dalam suasana duka yang khidmat.
Jenazah Paus Fransiskus disemayamkan dalam peti kayu berlapis seng, yang diletakkan di pelataran Basilika Santo Petrus. Ribuan umat berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut.
BACA JUGA : Jokowi Wakili Prabowo Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Sampaikan Pesan Duka
BACA JUGA : Berduka Atas Meninggalnya Paus Fransiskus, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan Perdamaian
Setelah upacara Misa selesai, peti jenazah Paus Fransiskus kemudian dibawa melewati deretan pemimpin dunia, termasuk Donald Trump, menuju ke dalam Basilika Santo Petrus untuk prosesi pemakaman lebih lanjut.
Menyongsong Konklaf Pemilihan Paus Baru
Kepergian Paus Fransiskus menandai dimulainya persiapan Gereja Katolik untuk menyelenggarakan konklaf, yaitu sidang tertutup para kardinal guna memilih Paus baru.
Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, menegaskan bahwa proses pemilihan Paus dilakukan secara murni dan spiritual, tanpa unsur kampanye, lobi politik, atau praktik suap.
“Pemilihan Paus sepenuhnya berada dalam bimbingan Roh Kudus. Tidak ada perebutan kekuasaan, tidak ada suap-menyuap. Semuanya berjalan dalam suasana iman dan doa,” ujar Kardinal Suharyo dalam konferensi pers di Katedral Jakarta Pusat, Senin, 21 April 2025.
Ia menambahkan, dalam konklaf nanti, para kardinal akan diberi kesempatan untuk menyampaikan visi dan harapan mereka terkait masa depan Gereja Katolik dan sosok pemimpin yang diidamkan umat.