JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Ketika semangat Garuda membara, justru datang nada miring dari seberang. Media China kembali menggulirkan kabar panas menjelang laga krusial Indonesia kontra China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Alih-alih membahas taktik dan kekuatan lawan, mereka malah menyentil soal sanksi FIFA terhadap Indonesia, bahkan menyebut kemungkinan skenario paling ekstrem: Indonesia dicoret dari ajang kualifikasi.
Namun, yang tak diketahui banyak orang adalah bahwa dari tekanan dan cibiran itu, justru muncul semangat tak biasa dari para suporter Tanah Air. Komunitas La Grande Indonesia menyiapkan kejutan spektakuler—bukan hanya untuk lawan, tapi juga untuk pelatih kepala Patrick Kluivert.
Media China Tebar Teror Psikologis
Menjelang laga yang akan digelar 5 Juni 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), beberapa media besar Tiongkok seperti 163.com dan SOHU menyebarkan narasi negatif terhadap Indonesia.
Mereka menyebut bahwa Timnas Indonesia berada dalam ancaman penghapusan dari kualifikasi karena telah dua kali dijatuhi sanksi oleh FIFA—terakhir akibat insiden di laga kontra Bahrain yang berbuntut denda Rp400 juta dan pengurangan kapasitas stadion sebesar 15 persen.
SUGBK yang biasanya menampung lebih dari 77.000 penonton kini dipaksa mengosongkan lebih dari 10.000 kursi, kondisi yang dianggap sebagai “berkah” oleh media Tiongkok jelang lawatan ke Jakarta.
“Jika Indonesia kembali melanggar dan disanksi FIFA untuk ketiga kalinya, bisa saja mereka didiskualifikasi,” tulis salah satu portal asal China.
Insiden Garuda Dipaksa Turun di Qingdao
Ironisnya, sebelum berbicara soal sportivitas, Timnas China sempat menunjukkan perilaku yang jauh dari nilai fair play. Dalam pertemuan pertama di Qingdao Youth Football Stadium, suporter Indonesia dipaksa menurunkan lambang Garuda dari tribun usai tekanan dari tuan rumah.
Meski kecewa, suporter Merah Putih memilih menghindari konflik, mengutamakan keamanan. Sayangnya, laga itu juga berakhir dengan kekalahan tipis 2-1 untuk Indonesia.
Kini, saatnya membalikkan keadaan.
Balas Dendam dengan Cara Elegan
Alih-alih membalas dengan kekerasan atau provokasi, komunitas suporter La Grande Indonesia memilih mengekspresikan semangat perlawanan lewat cara yang unik—koreografi visual raksasa alias tifo yang siap membakar atmosfer SUGBK.
“Untuk laga lawan China nanti, koreografi akan jauh lebih kompleks dan meriah dibanding saat melawan Bahrain,” kata Ilham Parulian Sukrai, divisi media La Grande Indonesia dalam wawancara Sabtu lalu.
Meski masih dirahasiakan, Ilham menyebut koreografi tetap membawa benang merah dari koreo sebelumnya: patriotisme, sejarah, dan semangat pemersatu dari Sabang sampai Merauke.
Tifo Bertema Jayawijaya, Batik, dan Semangat 1945
Mengacu pada laga sebelumnya, tifo akan memadukan beberapa elemen kuat:
-
Cartenz Pyramid di puncak Jayawijaya sebagai simbol mimpi Indonesia untuk mencapai puncak dunia.
-
Sayap Garuda berhias motif batik dari berbagai daerah, mencerminkan keberagaman budaya dan semangat kebersamaan.
-
Angka 45 di dada Garuda, merujuk pada perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
-
Bulan biru sebagai simbol momentum langka dan bersejarah.
Kombinasi ini bukan sekadar hiasan stadion, tapi simbol perlawanan kolektif dari seluruh rakyat Indonesia.
Kejutan Spesial untuk Patrick Kluivert
Bukan hanya lawan yang akan mendapat sambutan panas, pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert pun tak luput dari perhatian. La Grande Indonesia menyiapkan kejutan khusus bagi legenda Belanda tersebut jika berhasil membawa Indonesia menumbangkan China di SUGBK.
“Kalau Kluivert mampu membawa kemenangan, kami sudah siapkan apresiasi. Tapi ya, harus bawa hasil dulu,” ujar Ilham dengan penuh harap.
Bentuk kejutan belum dibocorkan, namun dipastikan akan menjadi momen emosional yang memperkuat ikatan pelatih-pemain-suporter.
BACA JUGA : 7 Pemain Persija Jakarta Ini Resmi Tinggalkan Jakmania, Ada Apa Kompakan?
BACA JUGA : Lionel Messi Ukir Sejarah Baru: Tembus 3 Besar Gol Tendangan Bebas Sepanjang Masa, Lampaui Ronaldinho
Tanggapan dan Tekad Suporter Tanah Air
Bagi suporter Indonesia, laga ini bukan sekadar pertandingan. Ini adalah ajang pembuktian, sekaligus panggung balas dendam dengan elegan atas penghinaan di Qingdao.
“Kali ini yang diturunkan bukan Garuda, tapi hujan gol,” ujar salah satu pentolan La Grande dalam unggahan media sosial yang viral.
Dari ancaman FIFA, provokasi media asing, hingga luka sejarah yang belum sembuh, seluruh tekanan kini berubah menjadi bahan bakar bagi semangat Garuda.
Prediksi Media China: Taklukkan Indonesia Lebih Mudah dari Bahrain?
Media SOHU bahkan memprediksi Timnas China akan lebih mudah mengalahkan Indonesia ketimbang saat melawan Bahrain. Tapi prediksi tinggal prediksi—di lapangan, semua bisa berubah.
Apalagi jika SUGBK membara dan lautan koreografi menyambut Garuda dengan kemegahan luar biasa.