Atasi Tawuran Manggarai, Gubernur Pramono Siapkan 4.000 Lapangan Kerja dan Lapangan Futsal

Atasi Tawuran Manggarai Atasi Tawuran Manggarai

JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengambil langkah konkret dalam upaya meredam aksi tawuran yang kerap terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Salah satu strategi yang disiapkan adalah membuka akses 4.000 lapangan kerja bagi warga setempat melalui program Job Fair yang akan digelar rutin mulai Juli mendatang.

“Job Fair akan kita adakan secara berkala di Manggarai. Bulan Juli nanti, kita targetkan tersedia 4.000 lowongan. Tujuannya agar warga memiliki kesempatan kerja dan tidak mudah terpengaruh ajakan tawuran,” ujar Pramono dalam keterangan resminya, Minggu (25/5/2025).

Gubernur juga menekankan pentingnya pemberdayaan tenaga kerja lokal dalam program pemerintah daerah. Ia meminta agar rekrutmen tenaga Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di kawasan tersebut diprioritaskan bagi warga Manggarai.

“Saya sudah instruksikan agar perekrutan PPSU di sini mengutamakan warga sekitar. Ini bentuk keberpihakan kepada masyarakat lokal,” tegasnya.

Identifikasi Akar Masalah Tawuran

Pramono menyebut ada tiga faktor utama yang memicu terjadinya konflik antarwarga di Manggarai, yaitu tingginya angka pengangguran, minimnya fasilitas olahraga, serta pengaruh negatif dari konten media sosial.

Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta juga akan membangun lapangan futsal sebagai sarana penyaluran energi positif generasi muda.

“Saya yakin jika mereka memiliki wadah yang tepat untuk menyalurkan energi, maka potensi konflik bisa ditekan. Lapangan futsal akan segera dibangun di kawasan ini,” tambahnya.

BACA JUGA : Manggarai Bershalawat: Langkah Humanis Gubernur Pramono Cegah Tawuran Warga
BACA JUGA : Desainer Kondang Didiet Maulana Ungkap Peristiwa Penjambretan Kalung Sang Ibunda, Pelaku Ditangkap dalam 11 Hari

Manggarai Bershalawat Bukan Solusi Tunggal

Menanggapi kegiatan Manggarai Bershalawat yang digelar pada Jumat (23/5/2025) petang lalu, Pramono menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan satu-satunya upaya mengatasi konflik sosial.

“Solusi atas persoalan tawuran tidak cukup hanya dengan kegiatan spiritual. Akar masalahnya harus diselesaikan secara menyeluruh, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan,” ujarnya.

Meski begitu, kegiatan keagamaan seperti bershalawat tetap dinilai penting sebagai sarana mempererat hubungan sosial antarwarga.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat silaturahmi, membuka ruang komunikasi antarwarga, dan menumbuhkan semangat kebersamaan,” jelas Pramono.

Langkah-langkah tersebut menjadi bagian dari pendekatan holistik Pemprov DKI Jakarta dalam menangani konflik horizontal di perkotaan, khususnya di wilayah-wilayah yang rentan terjadi gesekan sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *