Robert F. Prevost Terpilih Jadi Paus Leo XIV: Paus Amerika Pertama dalam Sejarah Gereja Katolik

Robert F. Prevost

JAKARTA, HOTNEWSIDN.COM – Vatikan, 8 Mei 2025 Dunia menyaksikan momen bersejarah ketika Kardinal asal Amerika Serikat, Robert Francis Prevost, terpilih sebagai Paus ke-267 dengan nama Paus Leo XIV. Ia menjadi orang Amerika pertama yang memimpin lebih dari 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

Pemilihannya diumumkan secara resmi lewat seruan tradisional “Habemus Papam!” dari balkon Basilika Santo Petrus, disambut sorak-sorai dan doa puluhan ribu umat yang memadati Lapangan Santo Petrus.

Pidato Perdana: Damai, Dialog, dan Jembatan Antarumat

Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV menyampaikan pesan perdamaian universal:

“Kepada seluruh umat di mana pun kalian berada, semoga damai menyertai kalian. Mari kita saling membantu membangun jembatan melalui dialog dan perjumpaan, demi persatuan dalam damai.”

Sorakan memuncak ketika Paus Leo XIV berbicara dalam bahasa Spanyol, mengenang masa baktinya selama bertahun-tahun sebagai uskup misionaris di Peru, serta ketika ia menyampaikan penghormatan tulus kepada pendahulunya, Paus Fransiskus, yang wafat bulan lalu di usia 88 tahun.

“Kami masih mendengar suara Paus Fransiskus yang lemah namun penuh keberanian, memberkati Roma. Kita harus menjadi Gereja misioner—yang membangun jembatan, berdialog, dan terbuka bagi semua.”

BACA JUGA : AS Sambut Baik Usulan Indonesia dalam Negosiasi Perdagangan, Dinilai Komprehensif dan Seimbang
BACA JUGA : Israel Tetapkan Status Darurat Nasional Akibat Kebakaran Hebat dan Badai Pasir

Dari Kardinal ke Paus: Sosok Pendukung Kaum Marginal

Robert F. Prevost sebelumnya dikenal sebagai Kardinal yang aktif membela kaum miskin dan marginal. Ia juga vokal menentang kebijakan-kebijakan anti-imigran, termasuk yang pernah diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

Meskipun kurang dikenal luas oleh umat awam global, namanya telah lama masuk dalam daftar “papabili” atau kandidat potensial paus, terutama sebagai tokoh yang dinilai mampu melanjutkan semangat reformis dan inklusif Paus Fransiskus.

Presiden Trump sendiri memberikan ucapan selamat:

“Selamat kepada Kardinal Robert Francis Prevost atas pengangkatannya sebagai paus. Ini adalah kehormatan besar bagi Amerika Serikat.”

Proses Pemilihan: Asap Putih & Suara Dua Pertiga

Pemilihan berlangsung selama dua hari dalam sesi konklaf tertutup di Kapel Sistina, Vatikan. Asap putih yang mengepul ke langit menjadi tanda bahwa para kardinal telah mencapai kesepakatan dua pertiga suara untuk memilih paus baru, meskipun detail pemungutan suara tetap dirahasiakan sebagaimana tradisi.

Begitu hasil diumumkan, lonceng Basilika Santo Petrus dan gereja-gereja di seluruh Roma berdentang, mengundang umat berkumpul untuk menyaksikan pidato perdana Paus Leo XIV.

Tantangan Kepemimpinan: Persatuan dan Moral Gereja Global

Leo XIV menghadapi berbagai tantangan besar sebagai pemimpin Gereja Katolik global, mulai dari konflik geopolitik, krisis moral dan spiritual, hingga penyembuhan luka akibat skandal pelecehan seksual yang telah lama membayangi institusi Gereja.

Di saat yang sama, ia juga dituntut untuk menjembatani polarisasi internal antara kelompok konservatif dan progresif, serta menjaga relevansi suara Gereja dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, imigrasi, dan ketimpangan sosial.

Dengan semangat misioner dan latar belakang yang kuat dalam pelayanan lintas budaya, Paus Leo XIV dipandang sebagai pemimpin yang mampu membawa Gereja ke arah inklusif dan dialogis, sembari menjaga prinsip-prinsip moral yang menjadi fondasi Katolik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *